Indonesia menjadi salah satu negara dengan perputaran uang sangat besar lewat beragam media. Solusi money movement seperti yang dihadirkan...
Indonesia
menjadi salah satu negara dengan perputaran uang sangat besar lewat beragam
media. Solusi money movement seperti
yang dihadirkan platform fintech OY! Indonesia memfasilitasi semua proses
keuangan, mulai dari kebutuhan sehari-hari individu hingga kebutuhan bisnis.
JAKARTA, 10
November 2021 - Teknologi finansial atau fintech diprediksi
memiliki peran besar terhadap percepatan pemulihan ekonomi. Bahkan Presiden
Joko Widodo menyatakan harapannya bahwa keberadaan fintech akan turut mendorong
Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia tahun 2030.
Berdasarkan
riset CEIC, Indonesia menjadi negara kedua terbesar di kawasan Asia Tenggara
dengan perputaran uang kartal dan giral dengan nilai US$1,5 triliun pada tahun
2020. Di posisi puncak ada Singapura yang memiliki perputaran uang sebesar US$2,3
triliun pada periode yang sama. Perputaran uang itu dilakukan dengan berbagai
bentuk transaksi antara lain bank tradisional, uang tunai, pemerintah,
perusahaan fintech, e-money, serta digital bank.
Menurut
Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), maraknya
fintech saat ini akan mengakibatkan massifnya transaksi non tunai. Ketika
transaksi non-tunai semakin umum bagi kalangan masyarakat, maka akan muncul
bisnis-bisnis baru di industri ini.
“Jadi
semakin cashless akan terjadi
efisiensi dan terus muncul bisnis-bisnis digital. Ini akan menciptkaan tenaga
kerja yang lebih besar lagi dan tentunya mendorong ekonomi Indonesia,” kata
Bhima saat diskusi virtual bertajuk ‘Peran Fintech Dorong Ekonomi Digital
Indonesia’ yang digelar Forum Wartawan Teknologi (FORWAT), Rabu (10/11/2021).
Salah
satu pemain di industri fintech adalah OY! Indonesia. Perusahaan yang terbentuk
sejak tahun 2017 ini
menyebut layanannya sebagai money movement yang memfasilitasi semua
proses keuangan, mulai dari kebutuhan sehari-hari individu hingga kebutuhan
bisnis di antara beberapa institusi, mulai dari berbagai bank komersial, bank
digital, P2P Lending, e-money, dan perusahaan fintech lainnya. Menariknya, OY!
Indonesia merupakan
startup fintech yang memadukan antara sistem online dengan offline.
“Indonesia
itu unik sebagai salah satu negara dengan perputaran uang yang sangat besar. Perputaran
uangnya itu lewat beragam media. Ada yang digital dan ada pula yang cash. Kami
melayani transaksi keduanya. Boleh dibilang, kami adalah aggregator dari sumber
keuangan,” kata Chief Executive Officer (CEO) OY! Indonesia, Jesayas
Ferdinandus.
Jesayas
melanjutkan, ada alasan mengapa pihaknya membantu menghadirkan layanan untuk transaksi
tunai. Berdasarkan data yang dimiliki, sebanyak 85 persen transaksi di
Indonesia masih menggunakan cash. Meski banyak UMKM yang mencoba menjual barang
secara online, faktanya masih banyak di antara mereka yang melakukan transaksi
menggunakan cash.
“UMKM
itu walaupun mencoba jualan online, transaksi mereka masih banyak yang cash.
Kami ingin support mereka. Oleh sebab itu, kami tidak hanya memberikan layanan
untuk sistem online saja,” jelas dia.
Sudah banyak perusahaan teknologi yang telah
memanfaatkan teknologi pengelolaan money movement di OY! Indonesia, salah
satunya KoinWorks. KoinWorks merupakan platform peer to peer (P2P) lending yang banyak menjaring segmen pelaku
usaha. Jonathan Bryan, Chief Marketing Officer KoinWorks menyebut keberadaan
OY! Indonesia sangat membantu dalam pengelolaan keuangan.
“Mungkin bisa
dibayangkan, kita punya 1 juta customer. Kita harus transfer yang nominalnya
tidak hanya Rp10 juta saja, bisa lebih dari itu. Atau untuk pengembalian kepada
costumer. Bayangin kalau transaksi itu harus dilakukan tim finance kita. Itu imposible.
Dengan teknologi yang dipunya OY! Indonesia kita tak perlu approval dari atasan,” jelasnya.
Bhima menganggap keberadaan platform OY! Indonesia mampu memberikan
efisiensi di industri fintech di tengah ramainya pelaku teknologi finansial.
Dengan demikian, diperlukan kolaborasi antara perusahaan fintech. Jika tidak,
akan sulit untuk bertahan di industri yang massif ini.
Bila dilihat dari produk dan layanan yang ditawarkan OY! Indonesia,
mereka mampu membantu mengelola transaksi yang terjadi dalam sebuah bisnis
mulai dari hulu sampai dengan hilir. Mulai dari payroll, pengiriman uang,
pembayaran invoice, uang masuk, cash management (digital money movement).
Bahkan OY! Indonesia memiliki cash in transit di 10 kota di Republik ini serta
penyediaan mesin ATM (offline money
movement).
Pengelolaan transaksi bisnis baik offline maupun online secara tidak
langsung akan membuat perusahaan lebih fokus kepada pengembangan bisnis tanpa
harus memikirkan proses transaksi yang rumit.
COMMENTS